Prodi Ilmu Kelautan Selenggarakan Webinar Series 3: Pengembangan Jejaring Stasiun Observasi Kelautan Nusantara Solusi Penyediaan Data Saat dan Pasca Pandemi COVID-19

0
26250

Tanjungpinang (22/06) Luas lautan di dunia ini 70% sedangkan daratannya hanya 30%, dan Indonesia merupakan Negara keluatan (maritim), sehingga dapat dikatakan Indonesia merupakan miniatur dunia yang harus selau di data perkembangannya demi kelestarian di masa mendatang.

Program Studi Ilmu Kelautan Universitas Maritim Raja Ali Haji bersama dengan Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan IPB University serta Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kepulauan Riau menggelar Webinar dengan tema “Pengembangan Jejaring Stasiun Observasi Kelautan Nusantara Solusi Penyediaan Data Saat dan Pasca Pandemi COVID-19” pada Senin, 22 Juni 2020 melalui aplikasi zoom meeting dan siaran langsung melalui kanal YouTube.

Seminar ini merupakan Webinar ke-3 yang diadakan oleh Program Studi Ilmu Kelautan Universitas Maritim Raja Ali Haji yang menghadirkan ahli dalam hal Pengembangan Jejaring Stasiun Observasi Kelautan Nusantara Sebagai Solusi Penyediaan Data Saat dan Pasca Pandemi Covid-19 ini.

Hadir sebagai narasumber yakni Prof.Dr. Indra Jaya, Kepala Divisi Akustik, Instrumentasi dan Robotika Kelautan Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan IPB University, Dr. Dony Apdillah, M.Si, dosen Program Studi Ilmu Kelautan Universitas Maritim Raja Ali Haji dan Laode M. Faisal, S.Pi, Staff Dinas Kelautan dan Perikanan Kepulauan Riau. Acara diawali dengan pembukaan oleh Plt. Dekan Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Maritim Raja Ali Haji, Azwin Apriandi, S.Pi, M.Si. Dalam sambutannya beliau berharap dalam webinar ini dapat menjadi wahana berbagi informasi maupun ide dalam hal pengembangan jaringan stasiun penyediaan data kedepannya.

Presentasi Prof.Dr. Indra Jaya, Kepala Divisi Akustik, Instrumentasi dan Robotika Kelautan Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan IPB University

Prof. Dr. Indra Jaya sebagai narasumber pertama menjelaskan tentang urgensi jejaring stasiun observasi kelautan berbasis IoT. Beliau menjelaskan tentang pentingnya Stasiun Observasi Kelautan (SOK) yang memerlukan sistem pemantauan terus menerus dan berjangka panjang. SOK juga disebut sebagai bentuk kemandirian Indonesia dalam hal penyediaan data.

Terdapat beberapa tujuan pemanfaatan SOK ini diantaranya adalah memantau, memahami dan memprediksi iklim maupun cuaca, kondisi laut termasuk sumberdayanya, memperbaiki pengelolaan kelautan, mengurangi kerusakan ekosistem serta memfasilitasi penelitian. Prof. Dr. Indra juga berpesan “agar cepat tewujud dan terjamin keberlangsungannya kita harus melakukan beberapa hal yang diantaranya adalah mengembangkan kegiatan, instrumen dan jejaring dari yang ada saat ini, membentuk kemitraan yang strategis (broadcast pengembangan SDM) karena sedikitnya data collector saat ini, memberikan prioritas pada pengembangan kapasitas SDMdan infrastruktur komunikasi berbasis web.”

Presentasi Dr. Dony Apdillah, M.Si, dosen Program Studi Ilmu Kelautan Universitas Maritim Raja Ali Haji

Sesi yang kedua Dr. Dony Apdillah membawakan materi tentang Stasiun Observasi Kelautan Bintan Sebagai Salah Satu Penyedia Data Kelautan Nasional dan Asean 2022.  Menurutnya ada 2 hal yang  mendasari observasi kelautan di Pulau Bintan. Pertama adalah letaknya strategis karena berbatasan dengan berbagai negara lain di ASEAN, dan juga letaknya berdekatan dengan garis khatulistiwa sehingga ketika kita dapat mengumpulkan data secara utuh, kedepannya kita akan bisa mengkomparasi perbandingan cuaca Indonesia bagian barat, tengah dan timur,yang kedua adalah Implikasi untuk kontribusi ASEAN, kita dapat mengkomparasi cuaca wilayah pesisir tropis dan subtropis yang gunanya untuk menyelesaikan isu perubahan iklim yang sedang hangat di mata internasional yang merupakan goal kita 5 tahun kedepan.

PresentasiLaode M. Faisal, S.Pi, Staff Dinas Kelautan dan Perikanan Kepulauan Riau

Sesi ketiga oleh Laode M. Faisal, S.Pi menjelaskan tentang Peran dan Kebutuhan Data dalam Mendukung Pengambilan Kebijakan Sektor Kelautan dan Perikanan PemProv Kepulauan Riau. Dalam hal menyelesaikan permasalahan data kelautan dilakukan dengan cara melengkapi dan mengudate beberapa data, diantaranya adalah data perikanan tangkap yang meliputi nelayan, armada, tingkat ekonomi sosial budaya serta fishing ground, data budidaya yang meliputi jenis budidaya, produk komoditi, produk unggulan serta spesies yang di kembangkan, data pengolahan, daya dukung lingkungan sektor industri serta peluang pasar, data permasalahan kelautan dan perikanan dan data potensi kelautan potensi perikan dan kelautan pesisir dan pulau-pulau kecil. Sistem info yang sudah dibuat menjadi suply data yang dibutuhkan oleh nelayan dan pemerintah Kepulauan Riau sebagai bahan utama dalam menyusun program anggaran tahun berikutnya.

Previous articleWebinar Series ke-2 Prodi Ilmu Kelautan UMRAH : Peran Oseanografi dalam Mendukung Sistem Pertahanan dan Keamanan NKRI
Next articleMemperingati World Ocean Day Prodi Ilmu Kelautan dan DPW ISKINDO Kepri Selenggarakan Talk Show Kelautan